tempat terakhir penghujung rindu
bernyanyi mengalun merdu
menggenangi dua genderang telinga
menyebut satu nama
hanya kamu wahai yang terkasih
singgasana masih menunggu
sang pemilik tahta yang masih berjuang melawan belenggu
... membuang ragu
menepis sang pengganggu
dan bersama sang mahkota yang terkasih
semua pedih kan merepih
semua perih kan tersisih
wahai yang terkasih berjubah indah
beri kerlipan kain cantik itu
untuk lentera sudut-sudut kusam risalah
beri pula maknawi
untuk ketenangan sebuah hati
biar kau nyaman disini
wahai yang terkasih berselimut lembut
hangatkan jiwa yang telanjang
hanyutkan lelah raga
dalam peraduan manis itu
tempat aku dan kamu kelak kan menyatu
bernyanyi mengalun merdu
menggenangi dua genderang telinga
menyebut satu nama
hanya kamu wahai yang terkasih
singgasana masih menunggu
sang pemilik tahta yang masih berjuang melawan belenggu
... membuang ragu
menepis sang pengganggu
dan bersama sang mahkota yang terkasih
semua pedih kan merepih
semua perih kan tersisih
wahai yang terkasih berjubah indah
beri kerlipan kain cantik itu
untuk lentera sudut-sudut kusam risalah
beri pula maknawi
untuk ketenangan sebuah hati
biar kau nyaman disini
wahai yang terkasih berselimut lembut
hangatkan jiwa yang telanjang
hanyutkan lelah raga
dalam peraduan manis itu
tempat aku dan kamu kelak kan menyatu
~Hewan Hardaharsaya~
Tiada ulasan:
Catat Ulasan